KilometerIndonesia

AdSense

Shalatlah selalu walaupun dalam ketebatasan
Saat mendaki gunung para pendaki akan menghabiskan waktu sekitar lebih dari 2 hari hidup di alam bebas, ada beberapa kewajiban yang tentunya tidak bisa ditinggalkan oleh para pendaki yang beragama muslim yaitu shalat wajib. Pada dasarnya shalat digunung adalah sebuah keharusan dan dari ilmu fiqih ada beberapa hal yang dimudahkan contohnya adalah ketika tidak tersedianya air untuk wudhu.

Sebagai pendaki muslim kita tidak boleh lalai akan hal ini, karena bagaimanapun shalat wajib hukumnya wajib. Berikut adalah saran yang bisa diberikan untuk para pendaki muslim melakukan shalat di Gunung, jangan sampai terlewat ya.

Shalat Saat di Kendaraan
Tujuan yang jauh akan membutuhkan waktu perjalanan yang cukup lama, bisa lebih dari enam jam diperjalanan akan membuat beberapa waktu shalat terlewat. Maka supaya tidak terlewat dan lalai saya menyarankan untuk melakukan shalat di kendaraan (kereta, pesawat, bis), tidak sulit kok hanya butuh niat aja supaya tidak lalai. Caranya adalah berwudhu jika bisa dan ada sumber air dan tayamum jika tidak dimungkinan menuju sumber air, lalu duduklah menghadap arah jalan kendaraan tapi jika bisa menghadap kiblat itu lebih baik. Lalu lakukanlah shalat dengan duduk, tentu keterbatasan posisi duduk adalah tidak bisa melakukan rukuk dan sujud tidak sempurna. Tapi ulama menyarankan jika sudah sampai tujuan lebih baik lakukan shalat lagi karena shalat dikendaraan hanya untuk menghormati waktu shalat yang kita lewatkan. 

Pahami Tatacara Wudhu dengan Air dan Tayamum.
Jika Gunung yang kalian daki banyak sumber air maka berwudhu pun menjadi lebih mudah, tapi untuk gunung dengan sumber air yang sedikit bahkan tidak ada maka diperbolehkan untuk tayamum (Kecuali kalian membawa cadangan air yang cukup untuk berwudhu). Pahamilah dua cara bersuci ini dan bagaimana tatacaranya dan bagaimana rukunya, hal ini akan memudahkan kita untuk memilih bersuci apa yang paling memungkinkan untuk digunakan saat mendaki gunung.

Shalat Menghadap Kiblat
Bagimana cara menentukanya? pertama cara mudah yaitu dengan menggunakan kompas, tentu kita akan lebih mudah menentukan arah kiblat. Untuk wilayah indonesia kiblat lebih condong mengarah ke arah Barat, jadi tinggal cek saja arah barat di dalam kompas ke arah kemana. 
Cara alternatif :
  • Jika ada Makam (Kuburan) Islam, hal ini juga bisa dijadikan arah. Makan biasanya akan menghadap ke barat (mayat akan diarahkan dalam posisi miring ke kanan yang adalah arah kiblat), jadi perhatikan dimana letak nisanya (kepalanya) dan bayangkan mayat dalam miring dan menghadap ke kiblat.
  • Perhatikan lumut yang biasanya tertempel di pohon atau batu, lumut biasanya akan mengarah ke Barat karena lumut hidup dengan cahaya matari yang minim. Jadi kebanyakan lumut akan hidup ke arah barat, dan ini bisa dijadikan patokan untuk menentukan arah kiblat.
  • Rasi Bintang Orion, ciri khasnya adalah ada tiga buah bintang yang cukup terang saling berdekatan dan membentuk satu garis lurus. Jika kalian melihat langit saat cuaca bersih dan melihat rasi bintang ini, maka arah ini bisa dijadikan sebagai acuan arah kiblat.
Jamak Waktu Shalat
Hal ini juga dibolehkan, tapi dengan syarat temen-temen tidak bisa menjamak waktu shalat lebih dari tiga hari setelah kedatangan. Jika perjalanan pendakian lebih 5 hari maka teman-teman hanya diperbolehkan menjamak hanya sampai hari ketiga, dan dua hari sisanya dilakukan secara biasa sesuai waktu shalat. Shalat yang bisa dijamak antara lain Dzuhur dengan Ashar dan Magrib dengan Isya, untuk shalat subuh tidak bisa dijamak.

Pilih Tempat yang Aman dan Nyaman
Pilihlah tempat yang datar dan cukup luas, lebih baik lagi shalat bisa dilakukan secara berjamaah. Jangan pilih tempat shalat semak-semak karena beresiko terkena najis (air kencing dsb), jadi pastikan tempat yang kalian pilih adalah tempat yang bersih dan gunakanlah matra yang bersih sebagai pelapis tempat sujud shalat. 

*Bolehkah shalat dengan sepatu tracking? boleh jika kondisi tidak memungkinkan untuk melepas sepatu misalnya akan membahayakan jika melepas sepatu. Lakukan wudhu sebelum memakai sepatu dan niatkan jika ingin berwudhu (bersuci) dan shalat dengan menggunakan sepatu terus. yang dimaksud dengan shalat dengan sepatu adalah sepatu yang digunakan tidak dilepas dari awal pendakian sampai akhir. Dan sebelum shalat harus melakukan wudhu juga hanya yang dibasuh adalah sepatu dengan cara membasuh sepatu hanya bagian atasnya saja, dan pastikan sepatu yang dipakai adalah sepatu kulit atau bahan dan sol yang kuat. (Tapi lebih afdol adalah membasuh kaki, jadi pilihlah dengan bijak part mana yang kalian butuhkan saat berwudhu)

"Barang siapa meninggalkan shalat yang wajib dengan sengaja, maka janji Allah terlepas darinya" HR. Ahmad

Semoga bermanfaat selamat mendaki ^^v

0 komentar:

Post a Comment