Kaldera Puncak Gunung Ceremai yang bisa kalian jajaki |
Gunung Ceremai memiliki puncak
gunung yang memiliki kaldera yang cukup luas, ketika kita mencoba untuk
mengitari seluruh kaldera puncak Ceremai maka kalian membutuhkan waktu kira-kira
1 jam. Terletak di ketinggian 3078 Mdpl menjadikan tidak dapat tumbuhnya
pepohonan di puncak Gunung Ceremai, yang hanya tumbuh adalah tanaman pendek
seperti cantigi.
Puncak Gunung Ciremai memiliki
keindahan yang menakjubkan, terlebih saat matahari mulai terbit dari ufuknya.
Kalian akan disajikan pemandangan matahari terbit dan lautan awan yang berada
dibawah kaki kalian, Puncak Gunung Ciremai terkenal memiliki samudara awan yang
sudah terkenal.
Berada di Puncak Gunung Ciremai
kalian akan melihat pemandangan alam tanpa penghalang apapun, tidak ada
pepohonan ataupun bebatuan yang menghalangi pemandangan antara daratan dibawah
kita, awan dan langit, begitu menakjubkan pemandangannya sampai-sampai saya
cukup betah di atas sini selama lebih dari 2 jam.
Kawah Gunung Ceremai terlihat dari Batulingga |
Kondisi Puncak Gunung Ceremai
Area Puncak Gunung Ciremai
memiliki luas lebih dari 500 hektar, dan terdiri dari batuan sedimen tersier
yang aman untuk dipijak. Puncak Gunung Ciremai memiliki dua kawah yang memiliki
luas yang berbeda, kawah barat memiliki radius 400 m dan kawah timur memiliki
radius 600m. Bibir kawah yang menjadi pijakan para pendaki berkisar antara 3
- 5 Meter, dan cukup aman untuk dipijak
tapi jika kondisi sedang ramai maka para pendaki harus waspada dan hati-hati.
Gunung Ceremai termasuk adalam
gunung yang masih aktif, sehingga mengeluarkan aktivitas vulkanik sepanjang
tahun. Aroma belerang cukup menyengat jika berada di Puncak Gunung Ciremai, dan
terlihat dari puncak ada asap tipis yang membumbung keluar menandakan bahwa
gunung ini masih aktif. Tergolong sebagai Gunung Api Kuarter Aktif, Tipe A dan
berbentuk Strato menjadikan Gunung Ceremai memiliki potensial panas bumi yang
bisa dimanfaatkan untuk kehidupan. Tapi sampai saat ini terjadi penolakan
terhadap pemanfaat panas bumi dari Gunung Ceremai, terlebih hal ini memiliki
potensial merusak alam.
Salah satu Tanda Puncak Ceremai, Mungkin saat ini Sudah terdapat prasasti |
Sunrise Puncak Gunung Ceremai
Lakukanlah summit attack pada
pukul 3-4pagi, camp yang paling cocok menjadi tempat beristirahat sebelum
summit attack adalah Pos Gua Walet. Dari pos ini perjalanan tidak terlampau
lama berkisar antara 1-2 jam perjalanan menanjak, gunakanlah masker untuk
menghalau debu yang masuk ketika akan menuju puncak.
Setelah sampai puncak kalian akan
melihat jalur puncak yang mengelilingi kaldera, untuk sampai puncak sejatinya
kalian bisa ikuti jalan tersebut sampai bertemu prasasti sebagai tanda puncak
tertinggi Gunung Ceremai. Dari sinilah kalian bisa menunggu saat matahari
terbit, mungkin bisa memasak sedikit miniman hangat sambal menunggu matahari
terbit.
Saat Sunrise tiba alihkan
pandangan kalian arah Timur (Majalengka), dari sinilah matahari akan terbit
dari ufuknya. Diawali dengan lembayung oranye, ungu dan biru yang menyatu
menjadikan waktu itu adalah magic hour yang sering jadi buruan para photographer
alam bebas, setelah menunggu sejaka maka kalian akan disambut matahari yang
muncul dari horizon langit berbentuk bulat dengan warna oranyenya seperti
kuning telur. Inilah moment terbaik kalian saat berada di puncak Gunung
Ceremai.
Kondisi medan pendakian menuju Puncak Ceremai |
Legenda Puncak Gunung Ceremai
Gunung Ceremai oleh masyarakat
Cirebon, Kuningan dan sekitarnya percaya bahwa Gunung Ceremai ada hubungan yang
kuat dengan Sunan Gunung Jati yang termahsyur di kalangan umat islam di Jawa
Barat. Diyakini bahwa tahun 1521-1530, Sunan Gunung Jati diyakini bertapa di
PUncak Gunung Ceremai. Saat itu bangsa portugis sedang menjajah Indonesia.
Lokasi dimana Sunan Gunung Jati di Puncak Ceremai adalah batulingga, yang
mereka percaya bahwa tempat ini sakral.
Satu lagi kisah terkait Puncak
Gunung Ceremai, yaitu Nyi Linggi dan Macan Tutul. Setelah Sunan Gunung Jati
tidak bertapa lagi di Puncak Gunung Ceremai, maka selanjutnya yang menempati
Batulingga adalah Nyi Linggi dan Macan Tutulnya. Tapi pertapaan itu gagal dan
menyebabkan Nyi Linggi meninggal dan mayatnya di temukan oleh masyarakat
setempat, sedangkan macan tutulnya hilang entah kemana. Hingga saat ini
kabarnya banyak masyarakat yang bertemu dengan Nyi Linggi dan Macan Tutulnya.
0 komentar:
Post a Comment