KilometerIndonesia

AdSense

Berita terkait terus meningkatnya aktifitas Gunung Agung, membuat banyak sekali para pakar yang berspekulasi apa yang akan terjadi pada Gunung Agung dikemudian hari. Menengok sejarah tahun 1963, Letusan Gunung Agung saat itu banyak memakan banyak korban. Dimulai dari letusan paroksima pada 17 Maret 1963, awan letusanya mencapai kurang lebih 5 kilometer. Asap Tebal dan awan panas menutup wilayah lebih dari 14 Kilometer dari puncak gunung, sangat luas dan pergerakan sangat cepat. 

Hal ini terulang pada tanggal 16 mei 1963, bahkan pada saat itu ketinggian asap tercatat lebih dari 1.000 meter membumbung dari puncak tertinggi Gunung Agung. Awan Panas melebar sampai sekitar 12 Kilometer dari puncak, sungguh kondisi yang sangat mencekam saat itu. Aktivitas ini berlangsung hampir satu tahun (1963-1964), volumenya 0.83 km2 dan energi kalornya 2.189(25) Erg.

Jika dibandingkan dengan Gunung Merapi, aktivitas Gunung Agung hampir 2x lipatnya. Kegempaan yang di alami Gunung Merapi saat itu rata-rata sebanyak 250 kali dalam sehari, sedangkan Gunung Agung saat ini rata-rata sebanyak 500 kali dalam sehari. Sangat signifikan dibandingkan gunung paling aktif yang ada di Pulau Jawa walaupun sebenarnya tidak ada pembandung yang cocok untuk aktifitas Gunung Agung saat ini. Keadaan ini menjadi acuan untuk tim penanggulan bencana lebih aktif dalam melakukan persiapan akan resiko bencana ini, baik dalam mencari informasi dan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi nanti.

Saat ini memang Gunung Agung belum terjadi penurunan, dan statusnya masih menjadi "Awas". Hal ini berdasarkan pernyataan dari Kepala BNPB Pusat, yang menyatakan bahwa sampai tanggal 3 Oktober 2017 malam Gunung Agung belum mengalami penurunan aktivitas.Oleh karena itu sampai saat ini pun, aktivitas gempa dari Gunung Agung masih dipantau secara berkala.

Jika sandainya Gunung Agung benar meletus, maka persiapan yang telah disiapkan oleh BNPB dan Sektor terkait akan meminimalisir jatuhnya korban. Tentu jika dibandingkan dengan tahun 1963, jauh sekali perkembanganya baik dari teknologi, akomodasi, peralatan dan lain sebagainya. Dirasa bahwa akan lebih baik jika bandingkan dengan tahun 1963, dan ini sebenarnya menjadi harapan semua masyarakat Bali.

Sebagai informasi korban manusia atas meletus Gunung Agung tahun 1963 mencapai 608 orang dan korban luka sebanyak 296 orang, yang terbagi dari terkena awan panas, piroklastika lahar. Mudah-mudahan ini tidak terjadi atas meningkatnya status Gunung Agung saat ini, karena kita semua berharap Gunung Agung bisa kondusif lagi seperti sedia kala

0 komentar:

Post a Comment